BIJAK ONLINE (Banten)-Ketua Umum Pengurus Besat Serikat Tani Islam Indonesia, Dr Ir Abdulah Puteh mengajak peserta Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) STII ke-1 untuk melakukan revolusi pertanian dengan target dan tujuan kesejahteraan petani.

"Tujuh puluh parsen penduduk Indonesia ini adalah petani, dan kemudian telah 70 tahun pula kita mardeka, tetapi petani kita sampai sekarang masih belum mardeka," kata PB STII, Abdullah Puteh ketika menutup acara Mukernas STII dan Worshop Transformasi Tehnologi Pertanian, di Badan Pusdiklat Pandeglang, Sabtu, 28 November 2015.

Menurut Abdulah Puteh, nasib petani yang masih miskin ini harus dirubah menjadi sejahtera. "Kini mari kita lakukan revolusi pertanian yang kalau tidak kita mulai tak akan berubah," tegas mantan Gubernur Aceh ini.

Kemudian, kata Abdulah Puteh, upaya revolusi pertanian yang dilakukan memang radikal, tetapi radikal yang konstruktif demi kesejahteraan petani. "Bagi petani yang sudah ada tanah, kita dukung untuk mendapatkan sertifikanya, sedangkan yang belum punya tanah, kita upayakan mendapatkan tanah dari pemerintah, karena sangat mustahil petani tanpa punya tanah akan sejahtera," tegasnya.


Hingga kini, lanjut Abdulah Puteh, petani di Indonesia masih bekerja secara  tradisional. Maksudnya, masih mempergunakan cara tradisonal dalam mengolah tanah, seperti membajak dengan mempergunakan kerbau. "Kini, petani kita harus memanfaatkan kemajuan tehnologi dan kita di STII telah melakukan kerjasama dengan pakar-pakar pertanian," tambah aktifis angkatan 66 dan aktifis 1978 yang vokal ini.

Ada tiga pokok persoalan yang menjadi dasar melakukan revolusi pertanian. "Kita akan berhenti melakukan revolusi pertanian, jika petani telah sejahtera, APBN dianggarkan untuk petani 10 persen dan tak ada lagi impor," kata Abdulah Puteh. (PRB)

google+

linkedin