TULISAN ini memang bertendensius menghangatkan suhu politik politik di Ranah Minang tentang perkiraaan pasangan yang akan memenangkan Pilgub, yang akan digelar Komisi Pemiihan Umum (KPU) Sumatera Barat, 9 Desember 2015 mendatang. Kenapa berdensius? Karena ada teman saya yang lah berlalang buana ke berbagai seantero dunia, dengan enteng menyebutkan;"Kalau benar FB-SR berpasangan di Pilgub Sumbar, lalok sae pasangan IP-NA dirumah, Irwan Prayitno akan keluar sebagai pemenang."

Jujur, saya agak tapurangah juo dibueknyo. Soalnyo, pasangan FB-SR tak hanya di dukung Partai Golkar sebagai pemenang pemilu di Sumatera Barat, tapi pasangan FB-SR ini, konon katanya didukung pula oleh beberapa partai politik papan atas dengan nama Sumbar Bangkit.

Lantas saya pertanyakan. Kenapa kok lancang banget memberikan prediski ke pasangan IP-NA bakal menang?.

Dengan enteng kawan saya itu menjawab; "IP didukung PKS yang punya mesin politik yang militan". Sudah tu lagi, kata kawan saya itu, Walikota Padang PKS, Walikota Payakumbuh, PKS, Walikota Padang Panjang PKS. 

Kemudian, PKS berkoalisi dengan Partai Gerindra yang reputasi politiknya naik tajam dan punya 8 suara di DPRD Provinsi dan di Kota Padang Partai Gerindra menang dan makanya Ketua DPRD Kota Padang di pegang Erisman politisi muda yang lagi naik daun.

Dari PKS saja, IP sudah diperkirakan dapat suara 25 persen dan ditambah Partai Gerindra agak 10 atau 15 persen. Soalnya Partai Gerindra tentu sangat memanfaatkan peluang partainya jadi wakil gubernur.

Sudah tu, ditambah pegawai negeri sipil yang SKPD yang sekarang orang-orang yang dipercaya Irwan Prayitno dan kekuataan Irwan Prayitno bertambah menggunung dengan PLT kepala daerah yang ada yang dilantiknya sebelum IP mengakhir masa jabatan, seperti Kabupaten Solok, yang konon dilantik, 3 Agustus 2015.

Jadi perkiaannya itu tak memandang koalisi, karena koslisi besar tidak menjadi jaminan untuk mengantarkan calon yang diusungnya duduk di tampuk kekuasaan. Pakta ini, proses Pilwako Kota Padang, yang putaran pertama independen dan putaran kedua didukung banyak partai. Yang menang ya Mahyeldi Amzalmi juga yang hanya didukung PKS-PPP. Sudah tu pilpres.

Perkiraaan teman saya itu ada juga benarnya. Soalnya, selain hobi berlanglang buana ke seantero dunia, dia itu dulu punya pengalaman juga mendukung dan mengusung kesuksesan kepala daerah, seperti Gamawan Fauzi yang dari gubernur menjadi menteri.

Dugaannya IP bakal menang, ada sinyalemen atau bisik-bisik tentang Sadiq Pasadiqe yang berkunjung ke Istana Gubernur Sumbar dalam tiga hari ini. Katanya, bisik di pusat kekuasaan Sumbar itu, Sadiq Pasadique minta atau dijanjikan jabatan sekda provinsi, karena Sadiq Pasadique masih berstatus PNS dan kalau mau di Pilgub harus mundur sebagai PNS.

Penilainnya terhadap pasaangan FB-SR, kata teman itu, lebih penilaian, ibarat menilai pertandingan sepakbola dan olahraga keras lainya, seperti olahraga tinju, yang tak ada maksud lain, selain hanya membuat suasana perpolitikan di Ranah Minang semarak.

Perkiraan ini bisa saja takok uwok atau atau antak-antak talua katong dan faktanya karena FB-SR yang menang. Semua publik di Sumatera Barat, juga tahu kehebatan pak Fauzi Bahar yang mantap anggota marinir yang punya reputasi karier yang sagat bagus. Begitu juga dengan pak Syamsu Rahim, semua publik tahu, Syamsu Rahim meniti karier sebagai ketua DPRD di Sawah Lunto, Walikota Solok dan Bupati Solok dan rekam jejaknya sagat bagus dikancah politik. Saya juga salut dan bangga bisa berteman dan berkenalan dengan Fauzi Bahar Datuak Nan Sati.

Masalah MK, sebaiknya tak usah repot-repot lagi melakukan lobi-lobi dengan petingi partai. Selain bakal menghabiskan waktu juga uang, alangkah lebih terhormatnya MK, kalau mengakhiri pengabdiannya sebagai wakil gubernur.  Sebab, kalau maju, pelauang IP kian bertambah, karena kehadiran MK hanya akan memecah suara FB-SR. Bagaimana yang sebenarnya, tunggu saja pendaftaran di KPU dan sudah tu proses pemilihan, 9 Desember 2015 mendatang. Siapa yang menang, dialah yang hebat. (penulis waratwan tabloidbijak.)

google+

linkedin