“Kita berharap agar tradisi gotong royong bersama membersihkan jalan dan juga tempat ibadah, terus dipelihara karena selain bisa membersihkan nagari, juga sekaligus biasa mempererat tali silaturrahmi antar sesama masyarakat dalam nagari,” tutur Dusri Harpen, Kamis (30/7).
Ditambahkannya, meski saat ini semangat gotong royong sudah mulai kendor di tengah masyarakat, namun dirinya terus berupaya agar semangat goro ini tetap bisa dipertahankan. Dusri Harpen juga terus mengimbau masyarakat nagari setempat untuk terus mempertahankan semangat kebersamaan dan bergotong royong dalam membangun daerah.
"Gotong royong yang dilakukan warga membersihkan semak belukar di sisi kiri dan kanan jalan lingkar jorong dan sepanjang nagari untuk membersihkan sampah dalam selokan dan sempah adalah budaya yang harus terus dipertahankan," kata Dusri Harpen.
Tua muda, besar kecil bahkan hingga para bundo kanduang dan perwakilan ninik mamak atau tokoh adat, berbaur menjadi satu, bahu membahu bergotong royong dengan semangat kebersamaan di nagari tersebut (wandy)