BIJAK ONLINE (Politik)-Secara politis tak ada istilah uang mahar di Partai Persatuan Pembangunan yang berlambang ka'bah. Tapi untuk menggerakan mesin partai tentu diperlukan dana segar Rp 3 miliar.

"Pada Pilgub Sumbar 2015-2020 ini, PPP Sumbar memang tak ada menyiapkan kader untuk maju dan PPP Sumbar lebih memilih berkoalisi dengan partai yang punya bakal calon yang punya peluang untuk menang," kata salah seorang petinggi di PPP Sumbar yang minta jadi dirinya jangan ditulis dengan pertimbangan politis.

Menurut sumber yang layak dipercaya ini, dari hasil penjaringan bakal calon Gubernur Sumbar yang mendaftar di PPP, diperoleh info atau masukan tentang kemampuan para calon yang mendaftar. "Kami di PPP tak mau gegabah dalam menentukan koalisi dan yang jelas kami punya perhitungan yang matang," katanya.

Kemudian, setelah adanya wacana Sumbar Bankit dengan target mengalahkan Irwan Prayitno, secara politis PPP Sumbar sangat mendukung. Bahkan, di PPP Sumbar pun ada istilah asal jangan Irwan Prayitno. "Tapi sampai saat ini, kami di PPP Sumbar belum melihat kemungkinan bakal calon yang diusung akan mampu mengalahkan IP," tambahnya.

Makanya kini, hingga batas waktu, 25 Juli 2015, PPP Sumbar masih melakukan pemantauan dan loni-lobi politik. Soalnya, hingga saat ini hanya PPP Sumbar dan Partai Golkar yang masih tersisa yang masuk secara permanen ke koalisi Sumbar Bangkit. "Sebagai orang partai, kami tentu punya kepentingan pula untuk partai dan dukungan tentu akan diberikan kepada figur yang akan menang dan tahu beriterima kasih setelah terpilih," ujarnya lagi.

Melihat kondisi kekekinian berpolitik di Era Refaormasi sangat memerluakn dana segar untuk menggerakan mesin politik, setelah ada ketentuan dibolehkan memberikan dana segar ke masyarakat Rp 50.000 dan angka itu bisa dikalikan dengan jumlah suara yang akan diincar atau diperhitungan. "Makanya kami di PPP Sumbar memerlukan dana segar RP 3 miliar dengan perhitungan dana itu untuk masyarakat pemilih," katanya. (PRB)

google+

linkedin