TAMPAKNYA, para pialang politik dan tim sukses, serta ti relawan masing-masing calon kepala daerah telah menabuh genderang perangnya, meskipun Komisi Peilihan Umum (KPU) belum membunyikan peluitnya. Sesuai jadwalnya, KPU baru akan meniup peluitnya, 26-27 Juli 2015 sebagai tahap pendaftaran masing-masing bakal calon, bupati dan gubernur Sumbar.

Yang menariknya, begitu ada informasi tentang bakal calon masing-masing pasangan gubernur, seperti  Irwan Prayitno bakal berpasangan dengan Nasrul Abit, Muslim Kasim dengan Sadiq Pasadique, Mulyadi dengan Fauzi Bahar, berbagai media, cetak dan eloktronik dan fesbuker telah dengan tegas dan keras mulai memainkan manuver-manuver politiknya dengan berbagai gaya dan cara. Bahkan, sudah ada yang bermain   Black Campaign dan  Negative Campaign.

Kondisi tersebut, sedikit membuat dunia maya mulai memanas, karena masing-masing fesbuker di media sosial mulai berbalas pantun dengan irama, roch, dangdut, slow roch, melayu dan gamat dengan berbagai pepatah dan petitih, seusai dengan selera masing-masing timses, tim relawan dan pialang politik.

Incumbent Irwan Prayitno termasuk yang banyak dikomentari dan disanjung dilambung dan lebih banyak dihentakan dengan koment yang cukup pedas-pedas. Banhkan, bagi yang kontra dengan Irwan Prayitno  langsung mengeluarkan komentar, tentang adanya berita lima tahun lalu yang menyebutkan Irwan Prayitno dikatakan hanya sekali saja jadi gubernur. Spontan, muncul berbagai kicuan dengan berbagai penilaian negatif.

Bagi masyarakat yang hanya sebagai pengembira, tak pula terlalu mempermasalahkan permianan agitasi para pialang politik dan manuver-manuver dengan tujuan kampanye kontranya bisa dibaca para fesbuker.

Kemudian, slogan-slogan yang ditampilkan para kandidat calon gubernur pun menjadi bahan untuk dibahas dan dicikarauai. Misalnya, slogan incumbent Irwan Prayitno yang mendominasi bahasa LANJUTKAN....menjadi ocehan dengan beragam. Misalnya, ada yang mengkomentari ALAH MAH......agihanlah ka yang lain lai, yang lebih bisa membuat Sumbar lebih maju. Ada juga yang mengomentari LANJUTAN ke SANG ISNPIRATOR.

Dari sekian banyak koment di ferbuker, ada yang berkomentar negatif kepada incumbent, karena tak mendapat posisi sebagai PNS dan kena personanongratakan. Ada juga karena partai politiknya mendukung salah seorang calaon gubernur, dan yang berkomentar pun lebih karena kepentingan pribadi dan kelompoknya.


Kini, sebagai rakyat badarai, tentu kita hanya bisa berharap, agar kampanye yang dilakukan oleh Timses, Tim Relawan dan pialang politik tidak bernuansa SARA yang berpotensi menimbulkan komplik. Semoga, kampanye yang dilakukan para kandidat tak ikut pula mengompori masyarakat di akar rumput, sehingga menciptakan komplik.

Kini mumpung kita berada diujung bulan Suci Ramadhan, ada baiknya juga saling maaf memaafkan, meskipun kandidat yang kita dukung berbeda. Semoga

google+

linkedin