BIJAK ONLINE (Padang)-Wartawan Tabloid Bijak dan Padang Pos, Nasrul Abbas yang mangkal di Jakarta menyarankan kepada rekan-rekan wartawan yang berada di Sumatera Barat untuk bersikap profesional dalam menulis berita tantang Pemilihan Kepada Daerah, baik pilkada bupati dan Gubernur Sumatera Barat.

"Salamo ko ambo caliak, banyak wartawan yang keberpihakannya kepada bakal calon atau calon yang sampai merusak kaidah-kaidah kode etik jurnalistik dan Undang Undang Pokok Pers," kata Nasrul Abbas yang akrap dipanggil Bang Anas yang mudik lebaran dan bersilaturrahmi kerumah Pimpinan Redaksi, Minggu, 19 Juli 2015.

Menurut Bang Anas, wartawan tidak hanya punya rasa tanggungjawab menyebarluaskan informasi terhadap semua kegiatan, tetapi juga punya tanggungjawab moral melakukan pendidikan, pembinaan dan menciptakan iklim yang kondusif, damai di tengah kehidupan masyarakat. "Tegasnya, wartawan jangan sampai pula terlibat atau terjebak dengan permainan para pialang politik yang memainkan pola negatif compaign," kata putra Kurao Naggalo Padang ini.

Kemudian kata Bang Anas,  wartawan yang ikut tim sukses atau tim relawan harus mengedepankan sikap independen. Artinya tidak menggunakan medianya sebagai alat untuk memberitakan hal-hal yang bernuansa fitnah dan karena beritanya tidak didukung data dan fakta yang valid dan hanya berupa komentar-komentar lawan politik. 

Masyarakat, kata Bang Anas lagi  akan menilai langsung siapa wartawan yang menggunakan medianya sebagai alat dalam sebuah kepentingan, akan terseleksi sendiri oleh pasar. "Kini kita berada di era yang sudah modern dan rakyat sudah jelas dan memahami hal itu, dan jangan karena kepentingan pribadi dan golongan merusak citra wartawan," kata alumnus Universitas Jayabaya ini. 

Pada pemilu dan pemilihan presiden dulu, lanjut Bang Anas, banyak media yang terjebat dan terlibat dengan kepentingan media dan kelompoknya. Fakta itu membuat masyarakat tak menghargai lagi kualitas waratwan dan sikap profesional media. "Kalau masyarakat sudah tak percaya lagi dengan pemberitaan wartawan dan media, berarti dunia wartawan dalam kondisi terancam, karena telah terjadi krisis kepercayaan," tambahnya.

Begitu juga dengan para wartawan senior yang sudah tak aktif lagi menulis berita dan hanya menyiukan diri dengan menulir berupa komentar di berbagai media. "Saya juga menyarankan agar bersikap profesional, dan jangan sampai maju tak gentar membela yang bayar," kata Bang Anas. (PRB) 

google+

linkedin