SEJAK Ibukota Sumatera Barat dipindahkan dari Kota Bukitting ke Kota Padang, 29 Mei 1958 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, ini peluang pertama bagi Nasrul putra Air Haji Kabupaten Pesisir Selatan untuk menjadi Wakil Gubernur Sumatera Barat. Apakah mungkin?. 

Jawabanya mungkin. Kenapa? Karena Nasrul Abit yang akan mengakhiri jabatannya sebagai Bupati Pesisir Selatan, berpasangan dengan Irwan Prayitno putra Taratak Paneh Kecamatan Kuranji Kota Padang yang didukung dan diusung PKS,  sanak family,  kaum dan urang kampuangnyo di Pauh Sembilan, serta simpatisannya di seantero pelosok Sumatera Barat.

Rasanya, momen,  kesempatan dan peluang ini, tak akan mungkin disia-siakan oleh putra-putri atau masyarakat Pesisir Selatan. Kenapa? Karena inilah baru pertama kali putra Pesisir Selatan masuk bursa pemilihan Gubernur Sumatera Barat, meskipun Nasrul Abit  pada posisi Wakil Gubernur Sumbar.

Bagi Nasrul Abit, pengalamannya di birokrasi telah dimulainya dari Wakil Bupati Pesisir Selatan mendampingi Darizal Basir dan kemudian putra Air Haji itu menjadi Bupati Pesisir Selatan dua periode. Fakta itu sangat cocok Nasrul untuk mendampingi Irwan Prayitno, karena Nasrul telah punya wakil yang telah punya pengalaman segudang di birokrasi dan bermanfaat dalam melakukan pengawasan interen di Rumah Bagonjong.

Kemudian, ada hal yang menarik untuk mengkaji dan menganalisa sosok dan kefiguran Nasrul Abit. Kenapa? Karena hanya Nasrul Abit yang mendapatkan kepercayaan dan amanah  dari Partai Gerindra untuk mendampingi Irwan Prayitno yang diusung dan didukung PKS, untuk bisa  memenangkan pemilihan Gubernur Sumatera Barat, yang akan digelar, 9 Desember 2015 mendatang.

Padahal,  banyak mantan bupati, serta intelektual dan cerdik pandai di Sumatera Barat, tapi ternyata hanya empat sosok saja yang masuk radar partai untuk diusung ke KPU Sumbar, yakni Irwan Prayitno,  Nasrul Abit, Muslim Kasim dan Fauzi Bahar. Padahal, sebelumnya muncul beberapa nama, seperti Mulyadi dan Apyardi Asda anggota DPR RI, Sadiq Pasadique Bupati Tanah Datar, dan Syamsu Rahim Bupati Solok.

Bagi masyarakat Pesisir Selatan, slogan tagak kampuang paga kampuang, merupakan hal yang wajar, asal saja jangan kampungan. 

Kemudian, persoalan tagak kampung paga kampuang, syah-syah saja. Soalnya, masyarakat Inggris pun punya slogan;"Betapa pun jeleknya Inggris, Inggris adalah kampuang saya dan saya akan tetap mencintai Inggris." (Penulis wartawan Tabloid Bijak).

google+

linkedin